Skip to main content
EdukasiPencegahan dan Pemberdayaan MasyarakatBerita KegiatanArtikel

Mencetak Kader Yang Berkarakter Melalui ” : Capacity Building”

Dibaca: 152 Oleh 18 Jun 2023Juni 19th, 2023Tidak ada komentar
Mencetak Kader Yang Berkarakter Melalui ” : Capacity Building”
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba
boalemokab.bnn.go.id – Molutabu – Sabtu, 17 Juni 2023  Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia DPD Gorontalo bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Boalemo melaksanakan Program Penguatan Kapasitas bagi 75 peserta yang terdiri Pengurus, Anggota Baru dan BNN Gorontalo di Molotabu Beach Kab. Bonebolango Gorontalo. Tujuan kegiatan ini mengacu kepada proses dimana individu, kelompok, organisasi, kelembagaan, dan masyarakat mengembangkan kemampuannya baik secara individual maupun kolektif untuk untuk melaksanakan fungsi mereka, menyelesaikan masalah mereka, mencapai tujuan-tujuan mereka secara mandiri. Kegiatan ini adalah rangkaian kegiatan pembekalan yang diperlukan kelompok dengan pendampingan rutin, agar kelompok dapat berkembang menjadi kelembagaan yang aktif, sehat, partisifatif, berfungsi dan bermanfaat bagi anggotanya. Sebagai narasumber hadir 1. Prof. Dr. Mohamad Karmin Baruadi, M.Hum (UNG) 2. Dr. Pupung Puspa Ardini, S.Pd., M.Pd (UNG). 3. Dr. Drs. Ilyas Lamuda, MM. (UG) 4. Dr. Ibrahim Paneo, M, Kes. (BNN-UMGo) 5. Dr. Selvyanti Kaawoan, M.Hi. (IAIN) 6. Dr. Ellys Rachman, S.Sos. M.Si. (UNBITA) 7. Dr. Fatmah AR. Umar, M.Pd. (UNG) 8. Eka Sartika, M.Pd. (UNG) dan 9. Rifda Mardian Arif, M.Pd. (UNG).
Mencetak Kader Yang Berkarakter Melalui ” : Capacity Building”

Mencetak Kader Yang Berkarakter Melalui ” : Capacity Building”

Menurut ketua Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia DPD Gorontalo, Prof. Dr. Abdul Rahmat, S.Sos.I.,M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan pemikiran yang berkaitan dengan pengembangan kapasitas ini sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari tiga komponen: (1) penguatan organisasi dan manajemen; (2) penyediaan sumber daya, sarana dan prasarana; serta (3) jaringan atau linkage. Dengan demikian konsep pengembangan kapasitas ini menjadi suatu konsep yang berkaitan dengan kemampuan (ability) dari suatu organisasi atau kelembagaan dalam mencapai tujuannya secara efektif, efisien dan secara keberlanjutan. Pengembangan kapasitas sebagai suatu pilihan strategi yang dapat dikembangkan dalam mendorong percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik. Pengembangan kapasitas mengacu kepada proses dimana individu, kelompok, organisasi, kelembagaan, dan masyarakat mengembangkan kemampuannya baik secara individual maupun kolektif untuk untuk melaksanakan fungsi mereka, menyelesaikan masalah mereka, mencapai tujuan-tujuan mereka secara mandiri.
Sebagai suatu strategi pengembangan kapasitas, ADRI Gorontalo diarahkan kepada empat aspek, yaitu:
1. Management System Improvement; pada stategi ini proses pengembangan kapasitas menghasilkan struktur organisasi yang yang adaptif, memiliki fleksibilitas dalam menghadapi perubahan serta prosedur tata kerja yang lebih efektif dan efisien.
2. Developing Staff Competencies; proses ini berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia, baik dalam kompetensi individu maupun kerjasama kelompok
3. More effective goalsetting; merupakan proses pencapaian tujuan yang paling efektif dengan mengembangkan sistem budaya organisasi yang paling optimal. Dalam proses ini termasuk persoalan sistem nilai, komunikasi dan kepemimpinan serta pengambilan keputusan dalam organisasi.
4. Internalizing pubic accountability; merupakan proses internalisasi nilai-nilai akuntabilitas sebagai semangat pelayanan publik yang diberikan oleh organisasi.
Fungsi capacity building dapat dianalisis dari tiga level, yaitu: (1) tingkat sistem; (2) tingkat organisasi; dan (3) tingkat individu, yang ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Pembagian level ini hanya untuk memudahkan analisis terhadap kapasitas tersebut. Pada tingkat sistem, masalah yang dijadikan ukuran kapasitas adalah “enabling environment”, yaitu satu kemampuan dari sebuah sistem dalam memberikan dukungan kepada elemen-elemen sistem, yang menjadi sub sistemnya untuk menjalankan fungsinya secara efektif, efisien dan berkelanjutan. Pada tingkatan organisasi atau institusi, masalah yang dijadikan ukuran adalah dukungan aspek-aspek yang ada dalam organisasi dalam menyumbang kapasitas organisasi tersebut. Sedangkan pada tingkatan individu adalah menyangkut kapasitas atau kemampuan individu dan hubungannya dengan pencapaian tujuan organisasinya. Sedangkan konsep yang menghubungan kapasitas ADRI dengan pembangunan berorientasi kerakyatan salah satunya adalah karakateristik organisasi yang dihubungkan dengan partisipasi, pemberdayaan, civil society dan partisipasi publik. Sehingga ada lima strategi utama dalam pengembangan kapasitas, yaitu: (1) penguatan organisasi dan manajemen; (2) penyediaan sumber daya dan saran prasarana (3) network; (4) lingkungan dan; (5) kemampuan fiskal dan program.
Mencetak Kader Yang Berkarakter Melalui ” : Capacity Building”

Mencetak Kader Yang Berkarakter Melalui ” : Capacity Building”

Untuk mendukung penguatan ADRI, maka pengembangan kapasitas menurut Wakil Ketua III ADRI Gorontalo sekaligus menjabat Kepala BNN Kabupaten Boalemo Dr. Ibrahim Paneo, M.Kes: ada sejumlah strategi dalam mengukur tingkat keberhasilan dari pengembangan kapasitas. Adapun strategi utama tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, strategi yang berhubungan dengan aspek misi dan strategi organisasi. Dalam aspek yang berhubungan dengan penyusunan misi dan strategi organisasi saat ini, pemerintah daerah seharusnya mulai mengembangkan keunggulan yang dimiliki oleh daerahnya. Prinsip dasar dalam penyusunan misi dan strategi organisasi akan berhubungan dengan melihat posisi organisasi dalam seting lingkungan organisasi dan melihat keunggulan komparatif yang dimiliki sebagai competitive advantage dengan yang lainnya. Dalam hubungannya dengan masyarakat yang dilayani, maka strategi yang harus dibangun adalah menyangkut konsep layanan yang terbaik yang harus diberikan oleh ADRI kepada masyarakat sebagai klien. ADRI harus mampu mendefinisikan dengan baik jenis layanan yang diberikannya.
Kedua, strategi yang berhubungan dengan aspek kultur organisasi. Dalam aspek ini strategi yang harus dibangun adalah berkaitan degan kualitas budaya organisasi yang kondisinya saat ini sangat kritis. Aspek kultur ini dibutuhkan strategi yang efektif untuk penyelesaiannya. Banyak pendapat yang menyebutkan perbaikan budaya organisasi harus dimulai dari level manajemen puncak, namun jika saja instrumen di level bawah diperbaiki dan dipatuhi, budaya organisasi ini diyakini akan mengalami perubahan. Sebab budaya kelompok secara tidak langsung terbentuk dari perilaku individu. Yang dibutuhkan bagaimana agar nilai baik dalam individu tersebut bisa semakin menguat dan memberikan penegasian atas kultur kurang baik dalam kelompok. Untuk membangun hal ini ada beberapa strategi yang dapat dikembangkan, diantaranya: standar perilaku atau kinerja; nilai-nilai organisasi dan manajemen; gaya manajemen dan kepemimpinan; cara pandang dan persepsi organisasi.
Ketiga, strategi yang berhubungan dengan aspek struktur organisasi. Lemahnya fungsi pengendalian sebagaimana diuraikan pada penjelasan bagian strategi misi dan strategi organisasi, serta kelemahan dalam aspek kultur organisasi ADRI saat ini, berawal juga dari kurang tertibnya dalam penataan struktur organisasnya. Ciri strukur organisasi yang sehat, dimana kewenangan (authority) yang dimiliki seharusnya sebangun dengan kekuasaannya (power). Untuk itu strategi yang seharusnya dapat dibangun dalam aspek ini meliputi: hirarki wewenang; mekanisme kontrol dan pengendalian; serta mekanisme koordinasi dan mekanisme kerja lainnya yang berhubungan dengan struktur kelembagaan ADRI.
Kempat, strategi yang berhubungan dengan aspek kompetensi organisasi. Aspek kompetensi berkaitan dengan kemampuan dari anggota ADRI dalam menyelenggarakan pembangunan yang berorientasi kerakyatan. Untuk mendukung hal ini, maka penguatan kelembagaan melalui perumusan kewenangan organisasi, besaran tugas serta bentuk kelembagaan yang memungkinkan mendukung pencapaian tujuan pembangunan harus selalu dikembangkan. Salah satu strategi yang saat ini cukup berkaitan dengan pengembangan kompetensi organisasi ini adalah adanya pelimpahan kewenangan. Keuntungan dari pendelegasian kewenangan ini adalah percepatan waktu layanan, penghematan ongkos layanan serta semakin dekatnya rantai pengendalian publik terhadap kinerja yang dilakukan sebagai penyelenggara layanan publik.
Kelima, strategi yang berhubungan dengan aspek proses-proses organisasi. Strategi dalam aspek ini berhubungan dengan bagaimana melakukan komunikasi serta hubungan kerja dengan fihak inernal maupun eksternal organisasi, didalamnya termasuk mekanisme perencanaan dan monitoring dan evaluasi. Fungsi komunikasi dan informasi selayaknya mendapatkan peran yang cukup dalam strategi ini. Melalui strategi ini diharapkan proses-proses organisasi menjadi terkomunikasikan dengan baik diantara seluruh stakeholders, yang pada giliran berikutnya tentu memberikan dukungan yang positif bagi percepatan proses pembangunan itu sendiri.
Keenam, strategi yang berhubungan dengan aspek sumber daya manusia organisasi. Strategi dalam aspek ini merupakan strategi yang sangat penting untuk ADRI saat ini. Hal ini sejalan dengan kenyataan rendahnya kualitas sumber daya manusia yang ada. Pengembangan strategi dimulai dari sejak sistem rekruitmen anggota, penempatan sampai dengan pola jenjang karir dan sistem imbalan yang diterima.
Ketujuh, strategi yang berhubungan dengan aspek sumber daya keuangan organisasi. Kepentingan strategi yang tepat dalam aspek sumber daya keuangan ini berkaitan juga dengan manajemen tranfer alokasi dana dan pengembangan sumber sumber pendanaan.
Kedelapan, strategi yang berhubungan dengan aspek sumber daya informasi. Sejalan dengan percepatan yang sangat luar biasa dalam bidang informasi ini maka kebijakan ADRI dalam bidang manajemen informasi merupakan satu keharusan. Untuk mendukung strategi ini dalam implementasinya membutuhkan berbagai upaya peningkatan kualitas komponen yang terlibat dalam sistem tersebut, mulai dari hardware, software sampai dengan sumber daya manusianya.
Kesembilan, strategi yang berhubungan dengan aspek infra struktur organisasi. Penataan asset yang dimiliki. Penataan atau inventarisasi aset yang dikuasainya serta selanjutnya melakukan manajemen aset yang akuntabel.
Mencetak Kader Yang Berkarakter Melalui ” : Capacity Building”

Mencetak Kader Yang Berkarakter Melalui ” : Capacity Building”

Mencetak Kader Yang Berkarakter Melalui ” : Capacity Building”

Mencetak Kader Yang Berkarakter Melalui ” : Capacity Building”

Sumber : ibrahim-paneo.com

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel